Sabtu, 15 Maret 2014

 Wakil Menteri Bidang Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, mengimbau para siswa sekolah dasar tidak malas belajar untuk menghadapi Ujian Sekolah/Madrasah (USM) sebagai pengganti Ujian Nasional (UN).

Tahun ini UN 2014 untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah ditiadakan. Nantinya, hasil USM tersebut akan digunakan sebagai tolok ukur untuk dapat menempuh ke jenjang berikutnya, yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Nilai US akan digunakan untuk diterima masuk sekolah. Karena itu, siswa tak boleh malas. Kalau US-nya rendah, dia tak bisa masuk ke sekolah favorit yang dituju," kata Musliar, Jumat (14/3/2014).

Musliar menuturkan, peniadaan pelaksaan UN 2014 terkait dengan pendidikan dasar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah. Pendidikan dasar dan menengah, dalam hal ini SD dan SMP, dianggap merupakan kesatuan pendidikan yang berkesinambungan.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud, Furqon, mengatakan USM merupakan pengalihfungsian UN di tingkat SD.

"Ujian US dengan UN itu sama fungsinya, hanya beda pada pembuatannya. Jika UN dibuat dengan dikoordinir oleh pemerintah secara nasional, UN dikoordinasi oleh provinsi, namun tetap dengan kisi-kisi yang dibuat secara nasional," katanya

Nantinya, untuk kelulusan siswa nantinya, lanjut Furqon, akan diserahkan sepenuhnya kepada tingkat satuan pendidikan, dalam hal ini adalah oleh pihak sekolah. Sedangkan untuk teknis pelaksanaannya, Plt Kepala Puspendik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam, lain lagi.

"Pemerintah pusat akan menitip 25 persen soal pada masing-masing tiga mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, Matematika dan Sains. Kita titipkan itu untuk pemetaan kompetensi secara nasional," ujarnya.

Nizam mengatakan, hasil akhir pemetaan itu nantinya digunakan oleh kementerian untuk melakukan pembinaan. Pembinaan dibutuhkan jika ada sekolah memiliki kompetensi rendah pada bidang tertentu.

"Misalnya, rata-rata satu sekolah memiliki nilai Bahasa Indonesia 7, tapi kemampuan membaca essai rendah. Nanti kita cari sebabnya, apakah karena gurunya kurang menguasai atau karena bahan bacaan mereka kurang. Tapi, kalau ternyata gurunya kurang menguasai, nanti kita adakan pembinaan baik di tingkat sekolah, provinsi atau nasional," papar Nizam.

Sumber: Kompas.com  / Source

Rabu, 12 Maret 2014

SAPA REDAKSI
Mading AN-NAJAH - Edisi Perdana




S

U

S

U

N

A

N


R

E

D

A

K

S

I


Alamat Redaksi:
Jl. Pantai Lombang Barat Pasar
Desa Legung Timur
Kec. Batang-Batang
Sumenep Madura
         
 Email:
em.smpilughis@gmail.com

Website:
http://lughatulislamiyah.blogspot.com

Pelindung:
Ketua Yayasan Darut Tayyibah
K.H. Muh. Thaha Baidawi

Penanggung Jawab:
Kepala SMPI Lughatul Islamiyah
Ahmad Hafil Arifin, S. Ag

Penasehat:
Mohammad Amir, A. Ma

Pimpinan Redaksi:
Busawi, S. Pd

Wakil Pimpinan Redaksi:
Ahmad Tahir, S. Pd. I

Sekretaris Redaksi:
Abu Nahwi, S. Pd. I

Bendahara:
Nahrawi, S.Pd

Reporter:
Rahmad Sucipno, S. Pd
Rahisam, S. Th. I
Silviana

Layouting:
Yosepha Kanang T. S. Pd
                   
Editor:
Nurquraniyah, S.Pd


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Perkenalkan namaku “AN-NAJAH” telah lahir kedunia pada tanggal 29 Pebruari 2014  dari rahim Lembaga Pendidikan SMPI Lughatul Islamiyah yang berada di bawah naungan Yayasan Darut Tayyibah ingin mengabdi dan  berdakwah.

Allahu akbar, subhanawwah, wal-hamdulillah kami bisa menerbitkan majalah dinding “AN-NAJAH” edisi perdana untuk anda dengan tema: “Mengembangkan kreativitas siswa melalui mediaAN-NAJAH”.

AN-NAJAH”merupakan salah satu media yang tepat untuk merangsang keluarnya kreativitas siswa. Oleh karena itu semoga kami tidak hanya bisa menerbitkan “AN-NAJAH” di edisi pertama namun kami mampu terus berkarya dan mengembangkan majalah dinding “AN-NAJAH” demi munculnya kreativitas siswa yang dapat menjawab tangtangan kehidupan yang semakin sulit di prediksi kepastiannya.

AN-NAJAH” edisi pertama ini bisa terbit atas dukungan dari Yayasan dan Kepala Sekolah serta kerjasama teman-teman guru SMPI Lughatul Islamiyah Legung Timur Batang-batang Sumenep Madura. Oleh karena itu tidak berlebihan kiranya apabila kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh   pihak yang telah menyumbangkan energinya untuk majalah dinding “AN-NAJAH.”
Demikianlah, selamat membaca!

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Aku Munulis
Maka Aku Masuk Surga
 Oleh: BUSAWI, S.Pd



Dengan membaca anda terisi
Dengan diskusi anda siap aksi
Dengan menulis anda mengerti

 Kalimat diatas itu adalah tiga baris kata yang penuh makna dan mengandung sejuta inspirasi. Dengan membaca anda terisi, artinya jika anda membaca maka otak anda bisa terisi dengan ilmu pengetahuan. Pertanyaannya adalah apa yang akan anda baca? Secara umum alam semesta adalah kitab yang harus anda  baca karena alam yang kita tafakuri (renungi) akan memberikan pengetahuan dan dapat menciptakan anda menjadi lebih bijajk. Namun sebelum anda baca alam hendanya baca dulu kitab suci Al- Quran dan buku-buku pelajaran sekolah sebab tanpa anda banyak baca buku dan Al-Quran maka anda kesulitan membaca alam semesta dengan efektif. Dengan diskusi anda siap aksi, artinya jika anda sering mendiskusikan tentang pengetahuan kita maka kita bisa menilai apakah konsep kita tentang rencana pengem- bangan diri bisa dinilai layak dan tidaknya untuk diterapkan dalam sebuah actiaon. Dengan menulis anda mengerti, aritinya jika anda menulis tentang pengetahuan anda maka anda bisa mengerti secertmat munkin sebab pengetahuan itu telah menyatu dengan diri anda dan biasanya tulisan itu merupakan pengetahu yang sudah komplit dan layak dijadikan ilmu terapan.
Oleh karena itu aku menulis maka aku masuk surga, artinya adalah tulisan itu merupakan dakwah sakti yang bisa didakwakan oleh orang dimanapun berada. Baik ada dipasar, dijalan, dikantor dll. Dan selama tulisan itu ada, selama tulisan itu dibaca maka pahala terus datang untuk anda.  Saat hidup anda terus menerus didatangi pahala maka dengan ijin allah kita masuk surga. Namun sebelum kita menulis ada tiga hal yang perlu kita lakukan agar tulisan itu berbobot dan masuk nominasi tulisan yang layak dibaca dan didakwakan. Tiga hal itu adalah membaca, berfikir dan dzikir.


Gambar Kaligrafi
Karya: Diawan Kelas VIII-B SMPI Lughis

Kalimat syahadat: "Asyhadu alla ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah"Yang artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Selain ALlah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah"


KETEGUHAN HATI SANG JUARA
Oleh: A. Hafil Arifin, S.Ag

Kehangatan mentari dhuha pagi itu begitu lembut menyentuh kedua pipi Hamdan. Cahayanya memantul dari dedaunan menyelinap melewati lubang-lubang angin musholla samping rumahnya. Sayup-sayup terdengar dari mulut Hamdan yang terlihat masih khusuk berdo'a:
Wahai Tuhanku, sesungguh-nya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu Wahai Tuhanku....”
Sesekali tampak butiran-butiran kecil menetes dari ujung matanya yang redup. Nampaknya Hamdan telah tenggelam dalam lautan kenikmatan batin yang sungguh luar biasa.
Tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang Hamdan yang masih duduk bersimpuh.  "Hamdan, ini sudah hampir jam tujuh, kamu ngak berangkat sekolah ?" ucap Ibu Hamdan mengejutkan. Sontak saja Hamdan langsung menoleh ke arah ibunya. Detak jantungnya berdegup kencang menandakan bahwa dirinya baru saja keluar dari alam kerohanian dan kembali ke alam dalam kehidupannya.
Senyum kecil mengembang dari bibir Hamdan menjawab ucapan ibunya ”Astaghfirullahal Adzim, iya bu sebentar lagi hamdan berangkat." Hamdan menengok penunjuk waktu yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah pukul 06.35. Iapun berbalik lagi ke arah barat untuk mengakhiri ritualnya di pagi itu dengan mengusap mukanya dengan kedua tangannya. Sebentar kemudian Hamdan bergegas menuju kamarnya untuk mengambil semua perlengkapan sekolahnya yang sudah ia siapkan sejak tadi malam.
"Ibu, Hamdan berangkat, Assalamu'alaikum" ujar hamdan sambil mencium tangan ibunya. Seulas senyum merekah di bibir Ibunya. "Wa'alaikum Salam, hati-hati ya nak" jawab ibu Hamdan.
Setelah keluar dari pintu pagar rumahnya, Pak Mul sudah menunggu di pojok jalan rumahnya. Pak Mul adalah abang becak yang biasa mengantar Hamdan ke sekolah. "Ayo Pak Mul, berangkat." ucap Hamdan sambil mengangkat tangannya. "Oh..baik, baik nak Hamdan" Pak Mul segera menuju Hamdan dan mulai mengayuh pedal becaknya untuk mengantar Hamdan ke Sekolah. Sesampainya di depan gerbang sekolah, Hamdan bergegas turun dari becak dengan bersemangat, namun kemudian mendadak ada mobil taksi yang menyalip dan langsung berhenti tepat di depan becak yang ditumpangi Hamdan. "Astaghfirullahaladzim..!!" teriaknya refleks. Pak Mul-pun dengan spontan langsung menginjak rem becaknya hingga Hamdan terjatuh dari atas becak dan bersamaan dengan itu pula buku-buku pelajaran Hamdan berhamburan terlempar dari tas sekolahnya.
Tak lama kemudian seorang pria separuh tua, turun dari atas taksi itu dan langsung langsung menghampiri Hamdan. "Maafkan bapak nak, bapak tidak sengaja menginjak rem mobil, karena kaget, tadi ada seorang penumpang berteriak keras minta stop" ucap sang sopir taksi dengan nada merendah.
Saat melihat sang sopir taksi, Hamdan menemukan satu tatapan berbeda dari sepasang mata pria separuh tua dengan pakaian agak kusut. Entah angin dari mana yang telah membawanya tersenyum setelah melihat wajah sang sopir. Hamdan teringat pada kakeknya yang seusia dengannya. Kakeknya yang merupakan pensiunan Guru, kini hanya menikmati hidup di masa pensiunya dengan menjadi pengusaha Batik tulis yang penjualannya diekspor hingga ke luar negeri.
 Hamdan menyesal telah marah-marah dan berteriak tadi. "Oh! iya Pak, nggak apa-apa, hanya luka sedikit" ada sensasi berbeda yang Hamdan rasakan sesaat setelah ia tersenyum pada sopir taksi yang dengan tulus meminta maaf lagi merendah kepadanya. Hamdan merasakan ada angin manis yang berhembus menyentuh wajahnya dengan perlahan dan membuat napasnya lega. Angin yang mengingatkannya pada kejadian yang baru saja ia lalui, kemudian menyadarkannya bahwa ternyata segala permasalahan akan dapat terselesaikan jika tidak dihadapi dengan emosi yang berlebihan. “yang aku butuhkan hanya sebuah senyuman, betapa senyum bisa meringankan beban dalam perasaanku." ucapnya dalam hati sambil melanjutkan langkah kakinya menuju gerbang sekolah.
"Teng...Teng..Teng..!!", bel pertanda masuk kelas sudah mulai berbunyi. “Cepat lari nak Hamdan! Gerbang sekolah sudah mau ditutup, SEMOGAA SUKSEES!” teriak Pak Mul sambil memutar balik becaknya. Hamdan tersenyum kembali dan bersyukur, "Betapa kuatnya senyuman itu. Ia bisa membuat orang lain mendo’akan yang baik-baik untuk kita." semakin hamdan menyadari bahwa senyuman dapat menghadirkan suasana hati yang segar dan menjadikan dirinya optimis dan tetap bersemangat.
Walau langkah kakinya sedikit terseok karena terjatuh dari atas becak hingga terluka di bagian lutut kaki kirinya, Hamdan tidak serta merta melunturkan niatnya untuk tetap bisa masuk sekolah. Keteguhan hatinya sungguh luar biasa, tak mudah menyerah walau rintangan menghadangnya. Sesampainya di kelas, Hamdan meminta izin pada guru yang sudah berada di kelas. "Maaf Pak, saya minta izin ke UKS."
"Memangnya kamu kenapa Hamdan". tanya sang guru yang sudah berada di dalam kelas.
"Tadi saya terjatuh di depan sekolah, Pak". jawab hamdan sambil menunjukkan di lukanya.
"Oh, baiklah jangan lama-lama ya." kata sang guru mengijinkan
"Baik, Pak." jawab Hamdan yang kemudian berangkat menuju UKS.
Beberapa saat kemudian Hamdan kembali masuk ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran dengan penuh konsentrasi. Sesekali Hamdan tampak meringis sambil memegang luka di lututnya yang sudah terbalut kain perban, namun sepertinya rasa sakit yang ia rasakan tak terlalu ia hiraukan.
Saat jam istirahat seperti biasa Hamdan lagsung menuju ke depan Ruang Kelas VIII-B, karena tepat di depan ruang kelas itu sebuah papan yang tidak terlalu besar ditempatkan. Satu persatu dipandanginya secara cermat kertas-kertas yang menempel pada permukaan papan itu. Sebagi pengurus OSIS ia diberi peran dan tanggung jawab pada keberadaan, keindahan dan kelangsungan papan tersebut yang tak lain adalah Papan Majalah Dinding Sekolah. Sudah dua kali periode kepemimpinan OSIS Hamdan diberi tanggung jawab oleh pihak sekolah, sehingga tak heran jika Hamdan yang memang memiliki hobby menulis itu, sering mendapat penghargaan di berbagai event dan kejuaran, baik yang diadakan di sekolah maupun luar sekolah, seperti Lomba Mengarang Puisi, Lomba Menulis Cerpen, dan bergai Lomba Karya Tulis lainnya, mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, hingga propensi. Bahkan pihak sekolah pernah mengirim Hamdan untuk mengikuti Diklat Jurnalistik tingkat Nasional di Jakarta yang diakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
     Sepulang sekolah, seperti biasa Hamdan dijemput oleh Pak Mul. Dan sesampainya di rumah Hamdan mengucap salam “Assalaamu’alaikum.”
“Wa ‘alaikum salam salam...e.e.e.. anakku sudah datang” jawab ibu Hamdan. Seuntai senyuman menyapu bersih semua kepenatan Hamdan yang baru pulang dari sekolah.
“Itu, ada Kakek dan Nenek mu datang jauh-jauh kesini, kangen katanya sama kamu nak.  Ayo lekas cium tangan mereka” ucap sang ibu sambil mengajak Hamdan.
 “Wah, wah... cucuku ini, makin pandai saja kelihatannya, bagaimana kabar sekolahmu cucuku??” tanya sang kakek sambil mencubit pipi Hamdan dengan gemas.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar, kan semua berkat do’a kakek sama nenek”  jawab Hamdan sambil mengernyitkan alis matanya dan tersenyum.
“Ah kamu ini, sama seperti ayahmu selalu merendah. Jadi, sudah kelas berapa kamu sekarang” tanya sang kakek lagi.
“Kelas IX kek. Do’akan ya.. kan sebentar lagi Ujian Nasional, semoga lulus dengan nilai bagus” jawab hamdan nada memohon untuk di Do’akan kakeknya.
“Pastinya cucuku.. Do’a kakek sama nenek selalu untuk keselamatan dan kesuksesanmu” ucap sang kakek dengan menatap Hamdan dan tersenyum.
“Waah, terima kasih ya kek, nek, sudah mendo’akan Hamdan” ucap Hamdan lagi.
“Pastinya cucuku, pastinya” tegas sang kakek sambil mengangguk kepada Hamdan.
“Baiklah kek, nek, hamdan mau ke Mesjid dulu, mau sholat dluhur” ujar hamdan seraya melempar senyum kepada kakek dan neneknya.
 “Oh, ya.. sana pergi sholat dluhur dulu, ini sudah jam setengah dua” jawab sang kakek mengiyakan.
Hamdan beranjak menuju kamarnya untuk mandi dan bersiap sholat ke Mesjid.
Beberapa menit kemudian Hamdan sudah keluar dari kamarnya yang sudah mengenakan baju muslim bersih putih, celana panjang, kopyah, lengkap dengan sejadah di pundak kanannya.
Melihat cucunya yang baru saja keluar dari kamarnya, kakek Hamdan sempat tertegun sejenak dan bertanya kepada Ayah Hamdan.
“Rahman, Apa memang seperti ini kebiasaan Hamdan. Setiap pulang sekolah ia langsung pergi ke Masjid?” tanya sang kakek kepada ayah Hamdan.
“Iya, Hamdan memang biasa seperti itu setiap hari, karena di masjid ia punya kelompok pengajian yang dipandu oleh Remaja Mesjid di sana” jawab ayah Hamdan.
“Terus, kapan ia pulang lagi?” tanya sang kakek semakin penasaran.
“Biasanya, nanti setelah ia Shalat dluhur kadang ia pulang sebentar untuk makan siang lalu kembali lagi ke masjid melanjutkan aktifitas pengajiannya, dan baru pulang lagi nanti setelah ‘Ashar.” ucap ayah Hamdan kembali menjelaskan.
Mendengar penjelasan ayah hamdan, terasa desiran angin lembut menyentuh dada sang kakek yang kemudian berkata dalam hatinya “Alhamdulillah, aku bangga sekali dengan cucuku, bukan hanya prestasi yang selalu diraihnya di sekolah, ia pun sangat disiplin dalam ibadahnya.”
“Ayah, Ibu, Kakek, Nek Hamdan berangkat.. Assalmu’alaikum” ucap Hamdan memecah pembicaran antara sang kakek dengan ayah Hamdan. Sambil berdecak kagum sang kakek menjawab spontan “Wa’alaikum salam, hati-hati Hamdan”.
Di tengah perjalan Hamdan menuju Masjid yang hanya berjarak sekitar 150 meter dari rumahnya itu, muncul perasaan aneh dari benaknya, karena sandal jepit yang biasa ia pakai ke mesjid tiba-tiba terputus, seperti ada yang menginjak sandalnya dari belakang. Iapun harus kembali ke rumahnya untuk mengganti sandal lainya yang masih baru dan tanpa menunggu lama Hamdan kembali melangkahkan kakinya menuju masjid.
Namun ketika Hamdan hampir memasuki pintu gerbang masjid, lagi-lagi seperti ada yang menginjak sandalnya dari belakang, hingga kakinya terperosok ke selokan yang berada di depan masjid. “Astaghfirullahal‘adzim.“ ucap hamdan sambil tersenyum dan bertanya-tanya dalam hatinya, “ada apa dengan hariku ini? Setelah jatuh dari becak tadi pagi, kini aku terjatuh lagi ke dalam comberan. Iapun bangkit dan berbalik arah untuk pulang kerumahnya. Sesampainya di rumah hati Hamdan tetap teguh dan tetap tak menyerah, walaupun ada luka di bagian siku tangan kirinya, ia bersihkan dengan mandi dan berwudlu lalu menganti pakaiannya yang bersih.
Setelah itu ia bersiap lagi untuk berangkat menuju masjid. Dalam hatinya berkecamuk antara percaya dan tidak, “mengapa ini bisa terjadi? di hari yang sama aku harus terjatuh dua kali, Ya Allah ada apa denganku ini.”
Di tengah perjalannnya menuju mesjid kali ini, Hamdan dikejutkan dengan pernyatan seorang Pria aneh yang bersedia mengantarnya ke mesjid. “Siapa anda? Kenapa anda berada di sini? Dan kenapa anda sampai ingin mengantar saya ke mesjid?” tanya Hamdan kepada pria yang baru dijumpainya itu. Kemudian pria itu menjawab “saya tahu kamu terjatuh dua kali hari ini, pertama saat perjalanan ke sekolah dan kedua saat perjalananmu menuju masjid, jadi aku ingin memastikan kamu sampai ke masjid tanpa terjatuh lagi.
“Oh, baiklah kalau begitu, ya sudah mari” jawab Hamdan tanpa banyak tanya lagi, karena dia fikir pria ini sudah menjelaskan semuanya, walaupun agak sedikit heran “mengapa orang ini bisa tahu kalau aku terjatuh dua kali hari ini?? Ah biarlah.??” tanpa pikir panjang Hamdan melanjutkan perjalannya menuju mesjid.
Sesampainya di depan pintu masjid Hamdan mengajak pria tadi untuk shalat berjamaah dengannya, namun pria tadi meolaknya. Hamdan mengajaknya berkali-kali namun pria ini tetap saja menolaknya.
"Kenapa selalu menolak untuk masuk dan sholat ?" tanya Hamdan.
Pria tadi menjawab "Ketahuilah wahai anak muda, bahwa aku ini adalah Setan...!!!
Sontak Hamdan tercengang dan terkejut dengan jawaban pria ini.
Setan kemudian menjelaskan,"Saya melihat kamu selalu bersemangat dalam hidupmu terutama dalam hal kebaikan. Saat perjalananmu menuju sekolah tadi pagi akulah yang membuatmu terjatuh, akulah yang berada di dalam mobil taksi itu dan berteriak minta stop tepat di depan becak yang kamu naiki hingga kamu terjatuh dan terluka. Ketika kamu bangkit dan tetap teguh pada niatmu untuk tetap masuk sekolah, Allah telah mengampuni semua dosa-dosamu.
Dan kedua kalinya aku telah membuatmu terjatuh saat perjalananmu menuju mesjid, dan itupun tidak membuatmu menyerah dan berubah fikiran untuk dan tinggal dirumah saja. Ketika kamu tetap memutuskan untuk kembali ke masjid, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosa seluruh anggota keluargamu, Ayahmu, Ibumu, Kakekmu, dan Nenekmu. Maka aku khawatir, seandainya kamu terjatuh lagi untuk yang ketiga kalinya, dan kamu masih teguh dalam niatmu untuk menjalankan perintah Tuhanmu, jangan-jangan Allah akan mengampuni dosa-dosa seluruh penduduk desamu ini.
Intisari: Jangan pernah kita lepaskan niat baik yang akan kita lakukan, karena kita tidak pernah tahu pahala apa yang akan didapatkan dari setiap kesulitan yang ditemui saat melaksanakan niat baik itu.

 Dan bersabarlah atas segala tantangan untuk memenuhi perintah Tuhanmu.” (QS: Al Muddatstsir:7)
Kata Mutiara:“Seorang pemenang tidak akan pernah menyerah, dan orang selalu menyerah tidak akan pernah merasakan manisnya kemenangan.
REFLEKSI 2013
KRITIK ATAS PERADABAN SAMPAH
Oleh: IBNU RUSDI


Hari pembuka tahun 2014 baru saja lewat. Seperti biasa, tidak ada yang berubah. Kehidupan harian kita hingga satu tahun berlalu, tetap limbah. Mulai dari halaman sekolah, jalan raya hingga aktivitas di rumah, seluruhnya menyajikan warna buram. Buat dibanggakan kepada dunia dengan meneriakkan “Akulah anak Indonesia”, rasanya tidak pantas. Dipamerkan kepada para malaikat yang mulia, duuh apalagi!
Ketika Momentum Natal dirayakan, anak-anak Ibtidaiyah dan Diniyah, Tsanawiyah, juga Aliyah dihadapkan pada satu contoh pelajaran ‘penting’ yang terus diaruskan agar menjadi amaliyah kolektif. Di televisi, para penguasa Muslim negeri ini memberi ‘teladan’ bagaimana menunjukkan sikap toleransi kepada umat yang berbeda agama. Natal, yang sejatinya merupakan ibadah umat Kristiani, dihadiri pula oleh para beliau. Dalam terminologi ilmiah, inilah perwujudan dari paham Pluralisme. Sebuah aliran keyakinan yang mencela klaim kebenaran. Dengan mengusung prinsip utamanya bahwa semua agama memiliki nilai kebenarannya sendiri-sendiri. Ujung dari propaganda kaum pluralis ini adalah semua manusia tidak perlu terlalu kuat memegang ajaran agamanya. Toh, semua orang berjalan menuju Yang Satu, hanya berbeda pintu.
Satu minggu kemudian, peritiwa tahun baru menyusul. Lagi-lagi siswa-siswi sekolah keagamaan (Islam) dihadapkan kepada sikap pembauran yang luarbiasa dahsyat. Acara melancong bersama pasangan (baca: pacar), tiup terompet, makan bersama, begadang sepanjang malam sambil menikmati ‘hadiah’ konser musik yang diprakarsai oleh lingkar kekuasaan di kotanya masing-masing, digelar masif menyambut pergantian tahun yang semenjak satu abad yang lalu selalu diasumsikan sebagai tahun penuh harapan.
Natal dan Tahun Baru Masehi telah berlalu. Boleh jadi gebyar sepekan tutup tahun 2013 kemarin menyisakan kesan mewah yang sulit dilupakan. Boleh jadi sebaliknya. Saat saya terkenang pada dua peristiwa raya berskala tahunan ini, saya teringat berita buruk dari Rasulullah tentang umatnya pada akhir masa. Dalam mafhum beliau peringatkan:
Sungguh, kalian akan mengikuti kebiasaan umat lain sejengkal demi sejengkal. Bahkan hingga mereka masuk lubang biawak, kalian akan terus mengikuti mereka.” Para sahabat bertanya, “Apakah mereka kaum Yahudi dan Nasarani?” Jawab Rasulullah, “Ya, siapa lagi.”
Di saat lain, cinta Baginda memagari kita: Barangsiapa berlaku sebagaimana suatu kaum, maka ia bagian dari kaum itu.


Tidakkah kita akan meneriakkan Islam dengan nada yang tegas dan irama sebaik-baiknya? Allahu Akbar.
MEMBACA BIKIN KITA MENEMUKAN CINTA
 Oleh: Hasan, S.Sos.I

Ssst, zaman sudah mulai maju nih, maka siapkan dong! Jangan hanya enjoy digilis roda sang waktu. Gimana dong cara ngimbanginya? Gampang aja, duduk dan mulaililah menambah wawasanmu dengan membaca. Apa aja deh yang penting baca dulu. Lewat kebiasaan baca ini kita akan terlatih tuk memahami bahan bacaan walau sesulit apapun.

Mulailah dengan membaca buku yang ringan dulu misalnya komik,  baru secara bertahap kita tingkatkan pada tahap kerumitan bahan bacaan. Awalnya membaca itu harus jadi kebiasaan terlebih dulu, kalau ngak bisa dipaksa, dari situlah akan muncul rasa senang dan cinta. Nah, kalau sudah senang dan cinta maka bahan bacaan sesulit apapun akan mudah kita pahami, semudah membalikkan telapak tangan. Kalau gitu maka siap-siaplah tuk jadi orang penting dalam komunitasmu (kelompok).

Siapa yang tak kenal D. Zawawi Imron, KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur) beliau menjadi terkenal, intelektualnya sampai manca negara, karena awalnya senang dan cinta membaca. Ceritanya nih semua buku diperpustakaan Al-Ashar Kairo Mesir semuanya terdapat tanda tangan Gusdur. Bahkan suatu ketika saat ibu beliau mencari Gusdur karena mati lampu ternyata Gusdur berada di bawah kolong ranjangnya membaca dengan mengunakan lampu minyak (obor).
Maka dari itulah siapa yang enggak senang jika menjadi orang pinter terkenal dan intelek seperti beliau? Ya dari membaca ini kita akan memperoleh berjubel manfaat yang amat memberi keuntungan dalam kehidupan kita baik keuntungan materi maupun non materi. Tapi gimana dong cara kita agar bisa betah membaca?

Pertama, bacalah bahan-bahan bacaan yang kita senangi dulu. Kedua carilah tempat yang bila kegiatan membaca kita enjoy, bisa ditempat sepi atau sambil mendengarkan musik atau munkin di tempat keramaian sekalipun. Ketiga konsentrasikan pikiran kita pada bahan yang kita baca. Keempat ini yang terahir. Sebelum membaca sucikanlah dirimu dan kirimlah lantunan surat al-Fatihah pada pengarang buku. Insyaallah ilmunya bermanfaat. Amien

Nah sekarang cobalah terapkan tahapan-tahapan diatas. Mumpung lagi hadir majalah dinding  An-Najah di tengah-tengah kita dan bersiaplah sukses dakan hidupmu. 


SANG PEMUJA RAHASIA
Oleh Moh. Amir, A. Ma

Kala kubertubuh kalimat  LAILAHA ILLAALLAH
Badan hancur
Muncul hati
Lalu hati hilang 
Datang roh
Kemudian mati  roh
Hiduplah nur.
Kini nur itu adalah alam indah
Mempesona yang tak lagi
Kukenal siapa aku?
Yang kutahu aku adalah aku
Aku rahasia.

Pon-pes Darut Toyyibah, 20 Pebruari  2014


Kidung Rindu Seorang Kiai
Oleh KH. Moh. Amir, A. Ma
                            
Aku tak bisa puasa
Dari mengingatmu



Pon-pes Darut Thayyibah, 20 Pebruari  2014

REFLEKSI KEUTUHAN MADING
SMPI LUGHATUL ISLAMIYAH
By : TAHIR ANAVITA

Dijeding bukanlah air mata
Mengalir terus basahi wajah
Mading hadir ke hadapan kita
Lahir diberi nama “AN-NAJAH
Merinding di sekujur tubuh
Dari bawah menjalar ke atas
MADING manjur banyak yang butuh
Tuk menyalurkan kreativitas

Bahan kayu dipolesi coklat
Latar karpet ditutup kaca
Isinya mrayu hati terpikat
Menjadi pasar “ Kutu Baca “

Belakang gabus selembar papan
Dua kakinya dibaut kuat
Dipandang bagus, disumbar mapan ...
Hanya dibuat oleh yang bakat

Dilarang karna menyimpang
Mungkar-Nakir menyiksanya
Ngarang itu soal gampang
Tapi sukar menjaganya
Paling terkesan gaya hidup menantang
Digagas tuk bangkitkan himma
MADING bukanlah tanggungjawab seorang
Tapi tugas kita semua


Penulis adalah menulis apa yang dirasakan
dan merasakan apa yang ditulis

Selasa, 11 Maret 2014

Mata pelajaran TIK dan KKPI sudah ada dalam kurikulum 2006 atau KTSP. Namun dalam kurikulum 2013 mata pelajaran ini dihapuskan.

Beberapa alasan yang terungkap mengapa TIK/KKPI hilang dari Kurikulum 2013 ketika dialog dengan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (WAMEN) bidang Pendidikan dan Perwakilan PUSKUR (Pusat Kurikulum dan Perbukuan) diantaranya :

“Anak TK dan SD saja sudah bisa internetan…”
TIK / KKPI bisa integratif (terintegrasi) dengan mata pelajaran lain
Pembelajaran sudah seharusnya berbasis TIK (alat bantu guru dalam mengajar), bukan TIK/KKPI sebagai Mata Pelajaran khusus yang harus diajarkan
Jika TIK/KKPI masuk struktur kurikulum nasional maka pemerintah berkewajiban menyediakan Laboratorium Komputer untuk seluruh sekolah di Indonesia, dan pemerintah tidak sanggup untuk mengadakannya
Banyak sekolah yang belum teraliri LISTRIK, jadi TIK/KKPI tidak akan bisa diajarkan juga disekolah

Secara normatif alasan-alasan tersebut bisa saja diterima, namun tahukah anda dialog yang terjadi diluar forum resmi tersebut, semua alasan tersebut dapat terbantahkan oleh teman-teman dalam dialog “liar” yang diadakan setelah selesai kegiatan tersebut.

Jika alasannya karena “Anak TK / SD sudah bisa main game dikomputer dan berinternet ria”, maka jika ada yang berpendapat Anak TK/SD pun sudah bisa berbahasa Indonesia karena mereka adalah orang Indonesia, jadi tidak perlu lagi ada Pelajaran Bahasa Indonesia di TK/SD atau tidak perlu lagi ada pelajaran Olahraga karena cukup kasih bola atau buatkan selorotan maka anak sudah berolah raga.

Darimana anak TK/SD bisa main game dan berinternetan ? Bagaimana cara memanfaatkan TIK dengan baik dan benar ? Bagaimana etika penggunaan TIK dst… sulit bahkan tidak bisa didapatkan mereka dengan autodidak.

Pembelajaran abad 21 yang mengarah ke Literacy Informasi mempersyaratkan untuk berbasiskan ICT/TIK, TIK sebagai alat bantu guru dalam mengajar dengan TIK sebagai sebuah mata pelajaran adalah dua hal yang berbeda. Ketika TIK/KKPI bukan lagi sebagai mata pelajaran maka pekerjaan guru akan bertambah, misalnya saja ketika guru bahasa Indonesia memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan deskriptif, disamping mengajarkan teori/materinya tentang bentuk – bentuk laporan deskriptif, guru juga harus mengajarkan bagaimana cara mengetik dan membuat laporan tersebut dikomputer, Inilah yang disebut integratif. Sekarang bagaimana kalau logikanya dibalik, Guru TIK mengajarkan anak-anak cara mengetik di Pengolah Kata (Word misalnya) dan sebagai bahannya bisa berupa laporan deskriptif yang dicari siswa di internet. Singkat kata pelajaran bahasa Indonesia secara keilmuwan juga tidak diperlukan lagi.

Jika TIK/KKPI dianggap akan memberatkan pemerintah karena implikasinya pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarananya maka terkesan pemerintah ingin lepas dari tanggungjawab karena kemanakah anggaran pendidikan yang 20% itu. Padahal jiga logikanya dibalik, karena adanya matapelajaran TIK beberapa tahun terakhir sebagai stimulus bahkan membawa revolusi didalam dunia pendidikan dan pembelajaran, maka TIK akan tetap dipertahankan dan pemerintah akan menganggarkannya, terlebih TIK menjadi persyaratan pergaulan di abad 21 ini, sehinga untuk mengejar ketertinggalan TIK akan dikedepankan tidak hanya sebagai media pembelajaran tetapi sebagai mata pelajaran seperti tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 19.

Dengan adanya TIK sebagai mata pelajaran maka pemerintah secara tidak langsung akan dipaksa untuk membangun infrastruktur listrik dan mengalirkannya hingga pedesaan. Dengan demikian Indonesia akan maju semakin pesat.

Tahukah anda alasan sesungguhnya dibalik RAIBnya TIK dari Kurikulum 2013? Kami mencoba menelusuri Draft Kurikulum 2013 versi terkini (Maret 2013), salah satunya adalah terdapat mata pelajaran prakarya dan lintas peminatan. Ada tambahan beban belajar bagi siswa dan hal tersebut berakibat harus ada mata pelajaran yang dihilangkan. Satu-satunya mata pelajaran yang tingkat resistensinya paling rendah jika harus dihilangkan atau dihapuskan adalah “TIK/KKPI”, Mengapa ?

TIK/KKPI adalah mata pelajaran paling muda dalam struktur kurikulum 2006 (KTSP), sehingga jika “dibunuh” dampaknya tidak akan terlalu besar (kalau yang dihilangkan sejarah/olahraga/lainnya tentu tidak akan berani) mengingat jumlah guru TIK/KKPI murni hanya berkisar 15%, sedangkan 85% sisanya akan dikembalikan ke mata pelajaran induk. Namun terfikirkankah mengapa guru Fisika mengajar mata pelajaran TIK, mungkin sebagian karena tidak adanya guru TIK, namun tidak sedikit pula dikarenakan gurunya berlebih sehingga jika harus balik ke mata pelajaran induk akan menjadi masalah baru. Meskipun akan ada revisi terhadap PP 74 mengenai beban kerja guru, tapi kita tidak tau seperti apakah revisinya.

Disisi lain, hilangnya TIK/KKPI dari kurikulum 2013 tidak hanya akan “membunuh” secara perlahan mata pelajaran TIK (kelas 8,9,11,12 masih ada TIK), akan tetapi akan “membunuh” calon-calon guru TIK yang saat ini sedang dididik di berbagai LPTK(Perguruan Tinggi) yang saat ini membuka Jurusan tersebut. Calon-calon guru TIK ini belum sempat dilahirkan oleh LPTK sudah terancam akan “di aborsi” masal.

Dalam Kurikulum 2013 khususnya di SMA/SMK terdapat peminatan IPA, IPS, Bahasa. Mengapa tidak diberikan peluang ada peminatan TIK, karena tidak sedikit siswa yang ketika lulus dari SMA/SMK langsung bekerja di bidang yang memerlukan penguasaan TIK, dan tidak sedikit pula yang melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan komputer dan informatika atau sejenisnya. Mengapa pemerintah tak memikirkan akan hal ini?

 Gerakan Guru TIK/KKPI se-Nusantara meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (M. Nuh) tetap memasukkan mata pelajaran TIK/KKPI dalam kurikulum sekolah dan berdiri sejajar dengan matpel lainnya. Bukan menggantinya menjadi mata pelajaran Prakarya.

Derasnya arus teknologi informasi yang begitu mudah diakses anak didik kita; jika tidak dibimbing oleh pemahaman yang benar dalam proses pembelajaran di sekolah maka bukan hanya madu yang akan dirasakan oleh anak didik , bahkan racun pun akan mereka telan. Maka tugas seorang guru adalah memberikan bimbingan bukan malah membiarkan mereka tersesat dalam derasnya arus.

Mari dukung gerakan kami dengan menandatangani Petisi ini bersama-sama.

Ikuti terus infonya di website http://agtikknas.org/ atau di
facebook group https://www.facebook.com/groups/1398551793733666

Sumber